HUMAS, Jember – Prestasi membanggakan kembali diraih Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Utsmani Bondowoso. Sebanyak enam dosen mudanya berhasil menuntaskan Peningkatan Kompetensi Dosen Pemula (PKDP) dan menerima sertifikat kelulusan dalam acara penyerahan resmi yang berlangsung di Gedung Business Education Center (BEC) Kelas Internasional UIN KHAS Jember, Kamis (18/9/2025).

Penyerahan sertifikat dilakukan oleh Tim Pelaksana Monitoring dan Evaluasi dari Kementerian Agama yakni Ummu Sofiyah, M.A.Ak., kepada pimpinan STAI Al-Utsmani Bondowoso. Momen ini menjadi kebanggaan bagi kampus karena keenam dosen tersebut kini diakui secara resmi sebagai tenaga pendidik profesional yang siap melaksanakan tridarma perguruan tinggi.

Acara berlangsung khidmat dengan dihadiri oleh jajaran pimpinan UIN KHAS Jember, mulai dari Rektor Prof. Dr. Hepni, S.Ag., M.M., CPEM., Wakil Rektor I, Ketua LPM, Kepala SPI, para dekan, serta pemateri dan panitia. Hadir pula pimpinan PTKIS pengusul peserta PKDP dari wilayah tapal kuda, kecuali Kabupaten Lumajang, serta tim monitoring dan evaluasi (monev) dari Kementerian Agama.

Dalam laporannya, Ketua LPM UIN KHAS Jember, Dr. Mursalim, M.Ag., menyampaikan bahwa seluruh peserta PKDP tahun 2025 dinyatakan lulus. Program ini diikuti dosen dari 26 perguruan tinggi keagamaan Islam se-wilayah tapal kuda. Meski sempat menghadapi sejumlah kendala teknis, pelaksanaan tetap berjalan lancar berkat kerja sama dan dukungan dari berbagai pihak.

Wakil Rektor I, Prof. Dr. M. Khusna Amal, menegaskan bahwa PKDP merupakan komitmen nyata UIN KHAS Jember dalam meningkatkan mutu kelembagaan. Ia juga memaparkan hasil survei kepuasan peserta yang sangat membanggakan: 96% menyatakan puas terhadap program, 94% menilai pelaksanaan berjalan baik, 97% menilai relevansi materi sesuai kebutuhan, dan 87% menilai durasi pembelajaran tepat. Angka ini sekaligus menjadi dasar untuk menyempurnakan PKDP di tahun mendatang.

Sementara itu, Rektor UIN KHAS Jember, Prof. Dr. Hepni, memberikan orasi yang sarat makna. Ia menegaskan bahwa PKDP telah mengubah dosen pemula menjadi dosen profesional, yang ia sebut sebagai dosen maestro. Menurutnya, seorang dosen maestro harus memiliki keunggulan, reputasi, serta sikap terbuka dalam menyerap pengetahuan baru. Hepni menegaskan, PKDP tidak hanya memberikan bekal akademik, tetapi juga membentuk cara berpikir, cara merasa, hingga cara hidup seorang dosen sebagai pendidik sekaligus teladan masyarakat.

Ia mengingatkan bahwa dosen PTKI bukan sekadar pengajar, tetapi juga mubaligh yang membawa pencerahan. Karena itu, profesionalisme akademik harus selalu diiringi dengan integritas moral dan dedikasi sosial. Pesan ini selaras dengan semangat STAI Al-Utsmani Bondowoso yang berkomitmen melahirkan tenaga pendidik berilmu, berakhlak, dan bermanfaat bagi masyarakat luas.

Bagi STAI Al-Utsmani Bondowoso, keberhasilan enam dosennya dalam menyelesaikan PKDP adalah capaian strategis. Hal ini membuktikan bahwa kampus tersebut tidak hanya fokus pada peningkatan sarana dan prasarana, tetapi juga serius dalam membangun kualitas sumber daya manusianya. Dengan bekal kompetensi dari PKDP, para dosen muda diharapkan mampu menghadirkan proses pembelajaran yang lebih kreatif, penelitian yang lebih produktif serta pengabdian yang lebih berdampak.

Ketua STAI Al-Utsmani Bondowoso menegaskan bahwa pencapaian ini akan menjadi motivasi bagi dosen-dosen lainnya untuk terus berkembang. Ia berharap, keberhasilan keenam dosen penerima sertifikat PKDP menjadi tonggak awal lahirnya generasi pendidik profesional di STAI Al-Utsmani Bondowoso yang siap menjawab tantangan global pendidikan tinggi.

Keberhasilan enam dosen STAI Al-Utsmani Bondowoso meraih sertifikat PKDP ini menjadi bukti bahwa kampus tersebut semakin meneguhkan posisinya sebagai perguruan tinggi Islam yang progresif. Dengan tenaga pendidik profesional, STAI Al-Utsmani siap melangkah maju menghadirkan pendidikan berkualitas, membangun reputasi akademik, sekaligus memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan bangsa. (*)