Menjaga Asa, Merawat Marwah : Narasi Pengabdian di Tanah Beddian

Dr. Ubaidillah Afief, M.Pd.I (Ketua SENAT STAI AL UTSMANI BONDOWOSO)
— John F. Kennedy [^1]
Pada pertengahan tahun 2019 menjadi momen penting dalam hidup saya. Sebuah panggilan istimewa datang dari KH. Ghazali Utsman—seorang ulama kharismatik yang tak hanya dihormati, tapi juga dipercaya sebagai penjaga warisan keilmuan dan spiritual di Beddian. Beliau menyampaikan niat untuk mendirikan kampus di tanah yang sarat sejarah dan keberkahan: Beddian. Tanpa banyak pertimbangan, saya menerimanya sebagai bentuk pengabdian dan kehormatan.
Perkenalan saya dengan para pejuang awal seperti Ustadz Bakir, Ustadz Kipyanto, Ustadz Imam Syafi’i, dan Ustadz Rahman Kurniawan memperkuat tekad kami. Bersama-sama, kami merancang mimpi besar : menghadirkan lembaga pendidikan tinggi Islam yang menggabungkan semangat keilmuan modern dengan kekuatan nilai-nilai salafiyah.
Kami mulai menyusun proposal pendirian kampus, yang melibatkan banyak tim dan Berkat bimbingan Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E,M.M proses pengajuan ke Kementerian Agama RI berjalan lancar. Tepat pada bulan Februari 2020, turunlah Surat Keputusan pendirian STAI Al Utsmani dengan dua program studi awal: Ekonomi Syariah dan Manajemen Pendidikan Islam.
Meski secara struktural saya adalah dosen di UIN KHAS Jember, pengabdian saya di Beddian menjadi ruang lain yang memperkaya sisi spiritual dan profesional saya. Keberkahan demi keberkahan mengalir—dari lulusnya sertifikasi dosen, beasiswa studi lanjut S3 tanpa biaya, hingga kenaikan jabatan akademik yang tanpa hambatan. Saya meyakini semua itu datang dari barokah pendiri yayasan ini yakni kiai utsman dan keikhlasan para masyayikh serta restu Kiai Ghazali Utsman.
Ditengah perjalanan, kehadiran sosok seperti Bapak Dody Purnomo yang ditugaskan kiai semakin memperkuat sinergi dan menambah energi baru dalam pengelolaan kampus, peran yayasan serta peran PASUSTREN yang selalu mendukung setiap kegiatan kegiatan kami dari awal. Di sisi lain, kami juga tetap menjaga nilai-nilai pesantren dengan meminta Ustadz Muchsin Ghazali menjadi pengajar sekaligus menjadi penasehat kampus. Nasehat demi nasehat terus kami minta, tidak hanya didalam, bahkan peranan diluar seperti ustadz Saubari Faqih, Ustadz Maghfur, Ustadz Lutfi Khoiron, Lutfi Aziz, dan Pak Beri (yang selalu mengaku anak singkong) bahkan sampai ke alumni sepuh sekelas ustadz H. Fathurrahman dan banyak lagi yang lainnya yang ikut serta menasehati, menguatkan perjalanan STAI Al-Utsmani Bondowoso.
Namun, seiring waktu, kami diuji oleh dinamika yang tak terduga, yaitu Politik mulai menyusup ke ruang-ruang di Beddian, yang sejak awal saya yakini sebagai ladang keberkahan, mulai terusik oleh kepentingan. Fitnah, cibiran, bahkan intrik politik mulai menyeruak, bukan hanya kepada pribadi saya, tetapi juga kepada majelis keluarga yang sejak awal menjadi penopang utama lembaga ini.
Kami mencoba menjauh, berusaha meredam luka-luka batin yang datang tak diundang. Namun, saya memilih untuk tetap kuat. Sebab saya percaya, jalan pengabdian tidak selalu mudah.
Seperti kata Bung Karno:
"Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah. Perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri."[^2]
Kami terus melangkah meski tertatih. Bersama para sahabat seperjuangan, kami berkomitmen menjaga marwah kampus ini. Kami ingin Beddian menjadi lembaga pendidikan yang jauh dari kepentingan politik praktis. Kami ingin ruh ilmu tetap menjadi pusat gravitasi, bukan tarik-menarik kekuasaan sesaat.
Barangkali harapan ini tidak disetujui semua pihak. Tapi kami yakin, lembaga ini harus tetap harum, lestari, dan bersih dari intrik. Sebab ilmu, pada dasarnya, adalah cahaya. Dan cahaya hanya bisa hadir dalam ruang yang bersih dari kabut dan debu kepentingan.
Setiap langkah kecil yang kami ayunkan di Beddian, kami iringi dengan doa dan keikhlasan. Meski tak sempurna, kami terus belajar, memperbaiki, dan berusaha menjadi bagian dari sejarah panjang pengabdian ilmu dan agama di tanah ini.
"Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga."[^3]
— Hadis Riwayat Muslim
Terakhir, secara khusus kami berharap agar beddian segera meninggalkan politik. Mohon maaf jika keinginan saya ini keliru.
Salam Ta'dzim ????
Wallahua'lam bisshowab
Semoga Allah senantiasa menjaga kami, memelihara niat dan langkah kami dalam pengabdian yang tak lain hanya untuk kemaslahatan umat.
(Daftar Rujukan].
[^1]: Kennedy, J. F. (1961). Inaugural Address. Washington D.C.
[^2]: Soekarno, I. R. (1966). Rekaman Pidato dan Naskah Proklamasi. Arsip Nasional RI.
[^3]: Muslim bin al-Hajjaj. Shahih Muslim, Hadis no. 2699. (*)
*) Oleh : Alfaqier Ubaidillah Afief Ketua Senat STAI Al-Utsmani Bondowoso, Kepala Pusat Pengabdian UIN KHAS Jember dan Aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi https://staialutsmani.ac.id
*) Monggo Ngopi (Ngolah Opini) atau rubik opini di staialutsmanibondowoso terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.
*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: stai.alutsmani@gmail.com
*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.
**) Ikuti berita terbaru STAI Al-Utsmani Bondowoso di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
A PHP Error was encountered
Severity: Notice
Message: Undefined variable: ub
Filename: depan/kanan.php
Line Number: 121
Backtrace:
File: /home/staz5149/public_html/application/views/depan/kanan.php
Line: 121
Function: _error_handler
File: /home/staz5149/public_html/application/controllers/Blog.php
Line: 107
Function: view
File: /home/staz5149/public_html/index.php
Line: 315
Function: require_once
Komentar